Headlines News :
Home » »

Written By Unknown on Monday, December 1, 2014 | 8:35 PM

Hidup disini, di himapala itu nano nano, berbagai macam rasa bisa kita rasakan, sedih, bahagia, marah, benci, sebel, salut, iri, emosi, takut, senang, lega, hawatir, bangga begitulah campur aduknya begitu juga dengan karakter yang ada di dalamnya, seperti gado- gado. Berbagai warna seperti pelangi berwarna- warni indah yang saling melengkapi satu sama lain. Ya perumpamaan ini sepertinya tepat sekali. Pelangi indah karena komposisi warnya, bukan hanya karena satu warna, tapi karena gabungan beberapa warna yang bersatu padu menjadi hiasan langit biru. Begitulah karakter satu persatu orang yang menopang batang tubuh himapala. Ada yang rajin, ada yang malas, ada yang pintar, ada yang cekatan, ada yang suka menghibur, ada yang susah berbaur, ada yang suka marah- marah, ada yang suka ngambek, ada yang merasa unggul, ada juga yang pemalu, ada yang asal ngikut, ada juga yang suka ngeyel, semuanya bercampur menjadi satu dalam gelak tawa.
Organisasi memang butuh seorang pemikir, tak bisa dipungkiri hal itu. Tak menjadi jaminan ketika anggota kita banyak namun krisis pemikir, semuanya adalah anggota tipe pekerja maka tidak bisa berjalan dengan sukses roda kepengurusan saat itu. Harus seimbang, ada pemikir, ada pekerja, ada penghibur, semuanya akan saling melengkapi. Namun kita tak bisa berfikir secara ideal, keadaan tak akan menyesuaikan dengan kita, kita lah yang harus menyesuaikan dengan keadaan karena kita sebagai manusia yang lebih bisa fleksibel dan dinamis menyesuaikan dengan perubahn zaman dan era yang sedang berkembang
Permasalahan- permasalahan yang kita hadapi di Himapala sebenarnya adalah permasalahan yang umum terjadi di organisasi lain, masalah anggota, komunikasi, keaktifan, komitmen, perbedaan pendapat, dana, waktu, sikap, dan loyalitas anggota. Kita adalah organisasi besar yang seharusnya sudah melambung dan membumbung tinggi ke angkasa menggapai prestasi. Namun sering kali kita terjerat dalam permasalahan intern yang menghalangi kita untuk berkembang. Silang pendapat itu sudah biasa namun kita harus punya mental yang sportif untuk berpendapat, tidak mengedapankan ego sehingga lupa tujuan utama untuk bersinergi mewujudkan cita- cita, terkadang kita lupa bahwa pendapat atau pemikiran kita bukan yang paling benar, apalagi hidup di Himapala adalah miniatur Indonesia, dimana musyawarah mufakat sangatlah dijunjung tinggi, kita enggan menerima masukan orang lain atau tak mau mendukung pemikiran orang lain. Seperti yang pernah dikatakan oleh mas Adi Ruswin “ semua bisa dibicarakan baik- baik kalau untuk Himapala” saya catat dalam memori saya kata- kata bijak ini.

Untuk bersinergi itu tak mudah, diperlukan kesadaran untuk mau saling mengisi dan saling memahami. Team work, menjadi hal yang tak bisa lepas dalam keseharian. Gurauan menjadi hal yang menambah manis hari- hari kami. Kami bersama di Himapala seperti bersama saudara sendiri. Tidak ada jaim, sungkan, semua terlihat wujud aslinya, sifat jelek dan kekurangan tak bisa ditutupi. Karena seking dekatnya kami. Kami memnag bukan sanak saudara atau kerabat namun kami seperti saudara sedarah. Jika ada yang sedih maka semua juga merasakannya, jika ada yang senang juga semua merasakannya. Ada stilah yang menjadi gurauan kami. “Jika ada teman senang maka kita ikut senang, jika ada teman yang susah maka kita tambah senang” begitulah kami membangun  team work. Mungkin bagi orang lain yang tak mengenal kehidupan Himapala, keseharian kami terasa aneh.
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Geodik
Copyright © 2011. Catatan Perjalanan - All Rights Reserved
Didukung oleh Ahmad Budairi